ASAL USUL NAMA BATU CEPER

MAKALAH
 SEJARAH (PEMINATAN)


Mengenai :
Asal – Usul Nama Daerah Tempat Tinggal
Oleh :
Azriel Akbar Alfajri
Kelas :
X-IIS.3
Absen :
5


SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANGERANG
Jalan Taman Makam Pahlawan Taruna Telp. (021) 5524912 Tangerang, Banten
Tahun Ajaran 2016/2017





Kata Pengantar
            Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Karena, dengan rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Ibu Yuningsih selaku guru dalam bidang studi Sejarah (Peminatan). Memang sedikit sulit dalam mengerjakan tugas penelitian ini karena tidak semua orang di daerah saya mengetahui asal usul dari nama daerah Batu Ceper. Akan tetapi, karena kecanggihan teknologi saat ini, saya bisa mendapatkan beberapa informasi yang bersumber dari internet untuk mengerjakan penelitian ini.
            Mohon dimaklumi apabila terdapat bahasa-bahasa yang kurang tepat atau isi yang masih membingungkan. Karena disini saya juga masih belajar menjadi seorang “Sejarawan”.
            Saya juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :
·         Siti Maimah     : Ibu saya yang siap membantu dan mendukung saya dalam mengerjakan penelitian ini dan juga selalu berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan saya.
·         Ibu Yuningsih  : Selaku guru Sejarah yang telah memberikan tugas ini, karena dengan tugas ini saya menjadi tahu asal usul dari daerah yang saya tempati, tidak hanya menjadi orang yang tinggal tapi tidak tahu asal usul tempat tinggalnya.

Hormat Saya,
Azriel Akbar A.



















DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG MASALAH ....................................................................            4
1.2  RUMUSAN MASALAH ....................................................................................            4
1.3  WAKTU DAN LOKASI .....................................................................................            4
1.4  TUJUAN .............................................................................................................            4
1.5  METODE PENELITIAN ....................................................................................            5
BAB II : HAKIKAT TEORITIS
2.1   DEFINISI PENELITIAN SEJARAH ..................................................................          6
2.2   MANFAAT PENELITIAN SEJARAH ...............................................................          6
2.3   ASAL – USUL DAERAH ...................................................................................          7
BAB III : PENUTUP
3.1 KESIMPULAN .....................................................................................................          9
3.2 SARAN DAN KRITIK .........................................................................................          9
3.3 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................          9

















BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG MASALAH

Daerah merupakan suatu tempat yang biasanya didiami oleh makhluk hidup maupun makhluk tak hidup. Makhluk hidup seperti Manusia, hewan, dan tumbuhan sedangkan makhluk tak hidup contohnya seperti Bebatuan, Air, Pasir dan lain sebagainya. Ada ribuan daerah yang ada didunia ini baik yang dihuni manusia, belum diduduki manusia, atau bahkan belum diketahui keberadaannya.
Setiap daerah pasti memiliki namanya tersendiri, dan disetiap namanya pasti memiliki asal-usulnya tersendiri. Dan uniknya penamaan dari daerah-daerah biasanya karena sejarah yang terjadi dimasa lalu atau bahkan bisa dari sebuah legenda yang dibuat masyarakat, lalu dipercayai masyarakat, hingga akhirnya menjadi melekat dengan masyarakat lalu masyarakat tersebut mengabadikan menjadi nama pada suatu daerah.
Contohnya seperti Cipondoh yang memiliki arti Ci berasal dari kata Cai = air, lalu pondoh berasal dari cerita masyarakat bahwa dulu ada seorang anak kecil yang melihat pohon salak pondoh yang konon katanya pohon itu ada secara tiba-tiba dan jatuh dari langit.

1.2  RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah diatas, timbul pertanyaan di benak saya. Yaitu :
·         Apa asal usul dari daerah Batu Ceper ?
1.3 WAKTU DAN LOKASI
      Tanggal : Rabu, 23 November 2016
      Waktu  : 18.08 WIB
      Lokasi  : Jl. Pembangunan II RT 04/03 Kelurahan Poris Gaga Baru, Batu Ceper, Tangerang
1.4 TUJUAN
                        Untuk menjelaskan tentang asal usul dari daerah Batu Ceper serta diharapkan dapat memperluas wawasan pembaca.










1.5 METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini saya menggunakan metode daftar pustaka yaitu mencari informasi – informasi berdasarkan apa yang sudah pernah ditulis baik lewat website, maupun buku-buku.

BAB II
HAKIKAT TEORITIS
2.1 DEFINISI PENELITIAN SEJARAH
Penelitian (riset) sejarah adalah suatu proses investigasi yang di lakukan dengan aktif, tekun, dan sistematis, yang bertujuan menemukan, menafsirkan dan merevisi fakta-fakta sehingga tercapai pengetahuan lebih mendalam mengenai suatu peristiwa, tingkah laku, teori atau hukum. Penelitian sejarah adalah proses mengkaji secara sistematis suatu peristiwa masa lalu dalam rangka mendapatkan pengetahuan dan pemahaman baru yang lebih mendalam serta makna dari peristiwa yang di teliti.
Menurut kuntowijoyo, ada lima tahap dalam penelitian sejarah, yaitu: pemilihan topik, pengumpulan data (heuristik), verifikasi, interpretasi, dan penulisan (historiografi).
Dalam subtopik, Saya akan membahas lebih dalam tahap-tahap penelitian sejarah. Kita akan melihat kriteria pemilihan topik dan proses pengumpulan data, proses mengujian keaslian dan keabsahan data yang di dapatkan, proses penafsiran (berupa analisis dan sintesis), dan akhirnya penulisan sudut pandang peneliti atas peristiwa itu. Sudut pandang baru tidak saja memperkuat salah satu sudut pandang peneliti yang lama, tetapi juga dapat melahirkan sudut pandang yang baru sama sekali. Jadi, hasil penelitian dapat saling melengkapi dan memperkaya pengetahuan tentang masa lalu. Namun, sebelumnya perlu dikatakan bahwa komunitas sejarawan dan masyarakat umum adalah pihak yang menilai hasil penelitian mana yang bermutu dan layak di percaya (credible), dan yang tidak. Umumnya masyarakat cendrung percaya pada hasil penelitian sejarawan dengan kredibilitas dan keilmuan yang tinggi.
Kredibilitas yang tinggi artinya, bahwa dalam pandangan komunitas sejarawan dan masyarakat, peneliti tersebut mengikuti prosedur ilmiah atau metode ilmiah yang ketat serta bersikap serius dalam meneliti subjeknya. Peneliti seperti ini biasanya memiliki hasil penelitian yang bermutu, sedangkan kapasitas keilmuan yang tinggi arinya peneliti sejarah itu berasal dari latar belakang keilmuan yang terkait dan menguasai dengan baik bidang yang di telitinya. Penelitian sejarah yang baik biasanya berupaya membandingkan hasil penelitian tentang masa lalu dengan keadaan masa kini dan bahkan dapat pula digunakan untuk meramalkan keadaan masa yang akan datang.

2.2 MANFAAT PENELITIAN SEJARAH
·         Dapat menjadi referensi penelitian untuk mendapatkan hasi penelitian yang baru atau untuk memperkuat hasil penelitian yang ada
·         Menambah wawasan pembaca dan penulis
·         Sebagai referensi bagi pemecahan permasalahan yang relevan dengan penelitian yang ada.
·         Agar masyarakat dapat belajar dari pengalaman yang telah lalu.
·         Menambah koleksi karya tulis diperpustakaan.










2.3  ASAL-USUL NAMA DAERAH

Sejarah Nama Batu Ceper


            Batuceper adalah sebuah kecamatan di Kota Tangerang, Provinsi Banten, Indonesia. Daerah ini adalah bekas Tanah Partikulir milik Tan Liok Tiauw Sia, Landheer van Batoe Tjepper, pelopor perkebunan dan industri di Hindia Belanda, khususnya di Tangerang. Dia adalah cicit Tan Leng, Pachter der Amfioen di Batavia (kini Jakarta).
Tan Liok Tiauw Sia, Landheer van Batoe-Tjepper (1872 - 1947) adalah seorang tuan tanah dan tokoh Peranakan yang berperan sebagai pelopor industri dan perkebunan di Hindia Belanda. Ia lahir pada tahun 1872 di Batavia, dan adalah putra sulung baba bangsawan Tan Tiang Po, Luitenant der Chinezen. Kakeknya, Tan Kang Soey, Luitenant der Chinezen, menjadi Landheer van Batoe-Tjepper yang pertama. Sebagai keturunan opsir Tionghoa, ia menyandang gelar "Sia". Leluhurnya, Tan Leng, Hoofdpachter der Amfioen, adalah pemegang monopoli madat pemerintah Belanda di Batavia pada awal abad ke-19.
Karena ayah Tan Liok Tiauw Sia penjudi kelas berat, keuangan keluarga merosot sekali di akhir abad ke-19. Untuk kebaikan bersama, sang ayah menyerahkan warisan keluarga kepada Tan Liok Tiauw Sia saat ia baru berusia 17 tahun. Selain Batoe-Tjepper, ia mewarisi tanah-tanah partikelir yang antara lainnya adalah Rawa Boeaja dan Kapoek.
Untuk memulihkan kondisi finansial keluarga, ia mendirikan pabrik batu bata dan genteng Tan Liok Tiauw di Batoe-Tjepper. Sebagai saksi sejarah cikal-bakal industri di Tangerang, beberapa jalanan di Batoe-Tjepper masih menggunakan nama "Lio" yang berarti pembakaran bata dan genteng. Karena mutunya tinggi, maka banyak gedung-gedung pemerintahan Hindia Belanda di Batavia menggunakan produk Tan Liok Tiauw.
Selain industri berat, Tan juga berkecimpung di dunia perkebunan. Ia membeli perkebunan teh dan karet Tendjo Ayoe - nama yang tetap diabadikan sampai sekarang menjadi nama desa dan jalan raya di Sukabumi.Sebagai pemilik perkebunan-perkebunan kelapa dan pala di Lampung, Tan juga mempelopori industri perkebunan di Sumatera.
Ia meninggal pada tahun 1947 di Batavia.
Tan Liok Tiauw Sia menikah dengan Thio Hoo Nio. Putri mereka, Corry Tan, kelak menikah dengan Loa Sek Hie, seorang politikus, anggota Volksraad dan tokoh masyarakat di akhir era Hindia Belanda. Tan juga adalah adik ipar Khouw Yauw Kie, Kapitein der Chinezen, kepala keluarga Candra Naya, yang adalah pendahulu sekaligus sepupu Khouw Kim An, Majoor der Chinezen.
Tan menunjuk Liem Bwan Tjie sebagai arsitek kediamannya di Batavia, yaitu Villa Tan Liok Tiauw di Jalan Kramat Raya yang sekarang menjadi Balai Media TNI.


















BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
            Dari bagian “ASAL-USUL DAERAH” dapat disimpulkan bahwa, Nama Batu Ceper berasal dari seorang pengusaha perkebunan dan industri, Tan Liok Tiauw Sia atau Landheer van Batoe Tjepper.
3.2 SARAN DAN KRITIK
            Setiap daerah memiliki keunikan, ciri khas, dan sejarahnya masing – masing. Maka disinilah peran kita agar selalu menjaga serta melestarikan hal – hal yang ada di daerah kita, terutama budaya dan adat istiadat.
            Setiap daerah memiliki letak geografis, dan lingkungan sosial yang berbeda-beda hal itu juga dapat mempengaruhi karakter dari orang yang tinggal didaerah yang didiaminya. Namun hal tersebut pasti sudah Allah siapkan kepada kita karena suatu alasan. Maka, kita harus terus bersyukur atas apa yang telah Allah berikan kepada kita dan kita juga harus berani mengakui dimana tempat kita dibesarkan.
3.3 DAFTAR PUSTAKA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DAMPAK LABELLING

Ranking 40an dikelas, Bisa Lolos SNMPTN Universitas Brawijaya!